Mahasiswa kok Rata-Rata?

Tugas Review

Oleh : Bapak Atus Syahbudin

Website : http://atus.staff.ugm.ac.id/

23 September 2016- Cara pembelajaran baru yang diberikan oleh Bapak Atus Syahbudin dengan memberikan materi dari orang-orang yang memiliki karakter hebat dan mampu mengatasi tantangan yang berkembang di era sekarang. Bertempat didepan gedung kebanggan rakyat UGM yaitu Graha Sbha Pramana Talkshow yang bertajauk Mahasiswa Bukan Rata-Rata menampilkan tokoh-tokoh dengan segudang prestasi. Ada yang unik dari pembicara karena dari kelima tokoh yang dihadirkan merupakan perpaduan dari golongan tua maupun golongan muda. Dengan gaya mereka berbicara masing-masing berhasil memberikan penyegaran pikiran bagi mahasiswa yang kebanyakan merupakan mahasiswa baru angkatan 2016.

Tokoh pertama yang diberi kesempatan berbicara adalah Bapak Wikan dari Dekan Sekolah vokasi. Gaya Bapak Wikan dalam memberikan pemikiran kepada mahasiswa merupakan gaya dari Orang dari golongan tua. Sifat kebapakan terasa kental dalam cara beliau memberikan pandangannya tentang bagaimana seharusnya menjadi mahasiswa. Bapak Wikan ini merupkan Dekan Sekolah Vokasi yang berhasil mengundang investor untuk bekerjasama dalam pengembangan hasil produk. Tujuan dari investor tentu tidak jauh dari menyemponsori kegiatan mahasiswa yang berada dibawah Sekolah-nya. Beberapa contoh kegiatan mahasiswa yang dipaparkan adalah kerjasama membangun pabrik sebagai laboratorium untuk mahasiswa-nya berkreasi secara langsung dalam dunia produksi. Tentu ini menjadi hal yang menarik untuk mahasiswa vokasi karena sistem pendidikannya mengarahkan pada pengembangan skill dan kebutuhan mereka terhadap praktek nyata dalam bekerja. Inovasi beliau menjadi pelopor Sekolah Vokasi mampu memiliki Tempat sendiri untuk menyalurkan karya-karyanya.

Setelah itu ada pembicara kedua dari pemilik usaha yang lagi naik daun dikalangan Mahasiswa yaitu Chokles. Apasih itu Chokles? Chokles adalah minuman Coklat yang dicampur baik dengan susu maupun air namun memiliki rasa yang nikmat untuk remaja dimasa sekarang. Mas Reyhan namanya, orang yang berhasil mewujudkan keinginan berwirausaha yang sampai saat ini memiliki penghasilan perbulan yang fantastis untuk seorang pemuda. Perlu diketahui Mas Reyhan ini adalah Alumni dari UGM dari Fakultas Pertanian tahun 2012. Baru lulus 2012 namun sudah memiliki usaha dan tergolong sukses, Usahanya bergerak dalam bidang minuman memang sudah banyak ditiru oleh orang lain, namun usahanya ini tidak pernah kehilangan pelanggannya. Chokles menjadi favorit untuk mahasiswa maupun warga biasa sebagai minuman yang menyegarkan dan enak. Perpaduan Coklat, Es, dan susu menjadi hal yang paling dinanti untuk dirasakan. Tak ketinggalan dari salah satu tempat yang menjual Chokles yang dimiliki Mas Reyhan memang mempunya lokasi yang strategis dan enak buat “nongkrong”. Chokles udah gedhe lho enggak hanya disatu tempat, cabangnya ada beberapa di Jogja dan dengan pendapatan yang cukup besar mencapai angka belasan juta dalam perbulan. Fantastis bukan? Usaha yang berjalan ini bukan asal-asalan dibangun butuh perjuangan serta pengorbanan dari terseok hingga sekarang dapat berdiri gagah. Mas Reyhan mulai usahanya mulai dari gerobak dengan susah payah ditarik kesana kesini untuk mendapatkan pelanggan. Gagal? Menurut penuturan dari Mas Reyhan mengatakan dia hampir bangkrut dan dengan uang seadanya memulai dari awal lagi. Sempat penghasilannya defisit karena modal belanja tidak kembali. Tetapi dengan semangat dan keteguhannya Mas Reyhan akhirnya berhasil mendirikan dengan Chokles dengan banyak cabang dan pendapatan yang fantastis.

Pembicara Ketiga ini merupakan Dosen Fakultas Kehutanan yang memiliki gaya mengajar yang menarik dan bertekad membentuk karakter mahasiswa agar berani bertanya dan mau memahami materi yang diberikan dosen, terutama Mata Kuliah Fitogeografi yang diampunya. Banyaknya yang harus dihafal membuat Pak Atus Syahbudin atau yang kerap disapa Pak Atus memiliki cara lain agar mahasiswa tahu tentang materi namun tidak dengan menghafal namun memahami. Kembali ke Talkshow, Pak Atus merupakan salah satu pembicara dalam Talkshow ini dan memberikan materi yang berisi tentang kegigihan dalam berjuang. Perjuang Pak Atus sampai saat ini tidaklah dilalui dengan mudah. Bapak Atus bercerita mulai dari kecil dia dididik disiplin oleh keluarganya terutama oleh Ayah-nya. Dididikan inilah yang menghantarkan Pak Atus memiliki berbagai hal dan pengalaman menarik yang bisa dibagikan. Pak Atus adalah satu lulusan S2 salah satu Perguruan di Jepang, Beasiswa yang dia dapat dari LPDP memberikannya kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Negeri Sakura. Pak Atus menekankan bahwa kesulitan biaya bukan menjadi alasan mahasiswa untuk berserah diri dan tidak berani bermimpi. Melalui beasiswa dapat menghantarkan mahasiswa yang mau bersekolah diluar negeri, selain kemauan juga harus diiringi dengan usaha karena persaingan mendapatkan beasiswa tidaklah mudah karena kita akan bertemu dengan pencari beasiswa lain yang tentunya memiliki keunggulan lain dari kita.

Pembicara keempat adalah Kakak tingkat saya di Fakultas Kehutanan yaitu Mas Yusuf. Mas Yusuf ini adalah seorang petarung dalam kehidupan. Petarungan dia tunjukan dengan usaha didalam dunia Persilatan yang berhasil menghantarkannya mendapat berbagai emas dari lomba yang beliau ikuti. Aneh ya kenapa bisa Kehutanan memiliki pesilat? Ya bisalah Kenapa tidak? Sebagai seorang mahasiswa kita tidak hanya dituntut berprestasi dalam bidang akademik saja. Dalam bidang lain yang mampu kita minati kita harus berusaha dan menjadikan yang kita minati menjadi suatu yang menghasilkan. Mas Yusuf memberi contoh dengan berhasil menyabet mendali emas dalam salah satu ajang persilat yang berstandar nasional. Dengan kegigihan, usaha, serta kemauan beliau berhasil membawa Almameter berkibar di Indonesia.

Pembicara terakhir merupakan salah satu kandidat Mapres UGM yang juga merupakan Ketua BEM KM UGM saat ini. Beliau merupakan ketua BEM UGM saat ini dan mampu menjalankan kuliah dengan lancar-lancar saja. Kok lancar? bukankah BEM itu sibuk? apalagi Ketua? Ya sibuklah mengurus organisasi mahasiswa terbesar di UGM apalagi dinamika yang ada menjadi pikiran yang tentu memusingkan. Nah terus apadong tipsnya bisa berjalan serasi antara organisasi dengan akademik seperti perjalanan kisah Raffi-Gita? Hahaha. Banyak yang beranggapan bahwa akademik itu penting dan kita harus fokus dan menuai hasil yang memuaskan agar besok bekerja ditempat yang bagus dan mapan. Ada juga yang beranggapan ekstrim mengutarakan Organisasi lebih penting dan tidak mementingkan akademik. Nah Kedua anggapan memang tidak salah namun jika dirunut kenapa kita masuk kuliah karena kita ingin mencari ilmu, ilmu itu tidak datang dari akademik saja namun bisa jadi dari organisasi yang kita ikuti. Ilmu tidak meluluk tentang Sains maupun Pelajaran sosial yang kita dapat. Ilmu bisa dari praktek secara langsung dalam kehidupan. Mengurus organisasi dilingkungan merupakan contoh kecil kita berpartisipasi dalam kegiatan dan menjadi pengurus. Skill yang kita dapat tentunya beragam seperti bagaimana menyikapi ide-ide yang berasal dari anggota-anggota dan menyatukan pendapat yang ada. Kita harus mampu menyeimbangan antara organisasi dan akademik agar menuai hasil yang memuaskan. Selain memberikan penjalasan tentang bagaimana bersikap dalam akademik maupun organisasi, Mas Ali mengingatkan bahwa penting untuk membagi waktu agar tidak kececeran.

Demikian Review dari Seminar yang bertajuk MAHASISWA BUKAN RATA-RATA, merupakan pengalaman menarik bisa mengikuti dan berharap ada Seminar-seminar lain yang mampu menyegarkan pemikiran mahasiswa.

 Ridwan Guntoro

16/405688/KT/08387

Leave a Reply

Your email address will not be published.